INOVASI SUSI SEKSI
Salah satu provinsi yang memiliki konstribusi AKI dan AKB tinggi adalah Jawa Timur. Data dari Dinas kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2010 menunjukkan AKI sebesar 108/100.000 KH, tahun 2011 sebesar 104/100.000 KH dan menurun pada tahun 2012 menjadi 97,4/100.000 KH
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo AKI pada tahun 2013 sebesar 65,92, tahun 2014 (130,51), tahun 2015 (140,62), tahun 2016 (111,62), tahun 2017 (73,87)/100.000 KH dengan penyebab dominan adalah PE, Perdarahan, Penyakit jantung.Untuk wilayah Puskesmas Sumberasih pada tahun 2013 sebanyak 2 org bufas, tahun 2014 Nihil, tahun 2015 sebanyak 1 org bulin, tahun 2016 sebanyak 1 org bufas, tahun 2017 sebanyak 2 org bulin, dengan penyebab HPP dan PE
Sedangkan AKB di kabupaten Probolinggo tahun 2013 sebesar 11,04, tahun 2014 (12,78), tahun 2015 (13,08), tahun 2016 (12,44) tahun 2017 (10)/1000 KH dengan penyebab dominan BBLR, Kelainan kongenital, Asfiksia. Untuk wilayah Puskesmas Sumberasih pada tahun 2013 sebanyak 22 anak, tahun 2014 sebanyak 13 anak, tahun 2015 sebanyak 19 anak, tahun 2016 sebanyak 12 anak, tahun 2017 s/d september sebanyak 9 anak, dengan penyebab dominan BBLR, Kelainan bawaan dan Infeksi.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk penurunan AKI dan AKB mulai dari penempatan Bidan di Desa, perawat didesa, pemberdayaan keluarga dan masyarakat, pertemuan rutin kader kesehatan, pelaksanaan kelas ibu hamil, pendampingan ibu hamil oleh bidan dan kader, kemitraan bidan dan dukun bayi, peningkatan pemeriksaan ibu hamil melalui revitalisasi posyandu dan ANCT. Pelaksanaan program-program tersebut membawa konsekuensi pada berkembangnya peran bidan terutama bidan di desa. Peran bidan kini tidak lagi terbatas pada penanganan masalah kesehatan ibu dan anak (KIA), tetapi harus mampu menggerakkan dan memberdayakan masyarakat.
Dari upaya yang sudah dilakukan oleh Puskesmas Sumberasih tersebut di atas, namun AKI dan AKB di wilayah Puskesmas Sumberasih masih tinggi dan cenderung meningkat.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan kegiatan kegiatan inovasi untuk mempercepat penurunan Angka Kematian ibu dan bayi di Puskesmas Sumberasih dengan “SUSI SEKSI” ( Suami Siaga dan Seluruh Komponen/Elemen Masyarakat Siaga) mendampingi ibu.
Agar pendampingan oleh semua komponen terhadap ibu dan bayi lebih maksimal sehingga Angka Kematian Ibu dan Bayi bisa ditekan yang disebut dengan “SUSI SEKSI” (Suami Siaga dan Semua Komponen Siaga) untuk mendampingi Ibu dan Bayi agar selamat dan sehat.
VI.2 Standar Prosedur
a. Agar nakes lebih paham tentang Deteksi Resti, maka :
Pengusulan materi di klas nakes untuk Refreshing Deteksi resti oleh Nakes untuk Refreshing Deteksi resti oleh Nakes
b. Agar nakes paham tentang analis kasus ibu dan bayi, maka :
Pengusulan materi di klas nakes untuk Pembahsan kasus
c. Agar ibu lebih paham tentang bahaya bumil resti bila tidak tertangani dengan baik,maka :
- Koordinasi dengan bidan di desa untuk mengatur jadwal ANCT
- Pemeriksaan ibu
- Penyuluhan kelompok
Untuk Penyuluhan dan konseling kasus
d. Agar tidak lost control perawatan ibu dan bayi, maka :
Koordinasi dengan PJ jaringan untuk penetapan komitmen bersama tentang standart pelayanan KIA antar petugas jaringan Puskesmas untuk Koordinasi kasus
e. Agar nakes dan tim melakukan pendampingan kasus secara berkesinambungan maka :
Bidan di desa dan tim nya membuat jadwal kegiatan pelayanan ibu dan bayi serta kunjungan rumah untuk Pelayanan KIA sesuai standart dan kunjungan rumah rutin ibu dan bayi
f. Agar kader lebih percaya diri dalam mendampingi ibu dan keluarga untuk pemantapan P4K, maka:
- Koordinasi dengan bidan desa untuk mengisi kegiatan pertemuan kader
- Menjelaskan kepada kader hak ibu dan bayi tentang layanan kesehatan
Untuk Pembinaan kader pendamping ibu
g. Agar suami dan keluarga mengambil keputusan dengan benar, maka :
Mengundang suami dan keluarga di kelas bumil
Untuk Konseling kasus dengan keluarga
0 Komentar